Ekonomi Makro
Makro Ekonomi Indonesia di Era Reformasi
Assalamualaikum Wr. Wb, selamat pagi para Ekonomia !!
Pada post pertama saya ini, saya akan mengajak para ekonomia mengenal
Makro Ekonomi dan mempelajarinya lebih dalam secara bersama sama.
Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku perekonomian secara menyeluruh. Analasisis ekonomi makro memberikan penekanan pada keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global. Makro ekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu perekonomian.
Ekonomi Makro adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku perekonomian secara menyeluruh. Analasisis ekonomi makro memberikan penekanan pada keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global. Makro ekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu perekonomian.
Pengertian Era Reformasi
Era Reformasi adalah suatu masa dimana terjadi perubahan suatu system
yang telah ada pada masa itu. Perubahan ini bertujuan untuk memperbaiki
(bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara,
di Indonesia sendiri era reformasi merujuk pada gerakan mahasiswa pada
tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah
orde baru.
A. Kondisi perekonomian ketika reformasi
Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997, maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia turun menjadi -13,16% pada 1998, bertumbuh sedikit 0,62% pada tahun 1999 dan setelah itu makin membaik. Laju pertumbuhan tahunan 1999 – 2005 berturut-turut sebagai berikut 0,62%, 4,6%, 3,83%, 4,38%, 4,88%, 5,13% dan 5,69%. Ekonomi kita bertumbuh dari hanya 0,62% berangsur membaik pada kisaran 4% antara tahun 2000 s.d. 2003 dan mulai tahun2004 sudah masuk pada kisaran 5%. Pemerintah pada mulanya menargetkan pertumbuhan ekonomi 2006 adalah 6,2% tetapi kemudian dalam APBN-P 2006 merubah targetnya menjadi 5,8%; namun BI memperkirakan laju pertumbuhan 2006 adalah 5,5% lebih rendah dari lajupertumbuhan 2005. Patut diduga bahwa laju pertumbuhan tahun 2007 akan lebih rendah lagi karena investasi riil tahun 2006 lebih rendah dari tahun 2005. Laju pertumbuhan ekonomi kita dari tahun 1999 s.d. 2005 mencapai ratarata 4,15%. Dari data di atas kelihatannya ekonomi kita memiliki prospek membaik yaitu terus meningkatnya laju pertumbuhan di masa depan. Namun apabila diteliti lebih mendalam akan terlihat adanya permasalahan dalam pertumbuhan ekonomi tersebut. Sektor ekonomi dapat dikelompokkan atas dua kategori yaitu elati riil dan elati non-riil. Sektor riil adalah elati penghasil barang seperti: pertanian, pertambangan, dan elative ditambah kegiatan yang terkait dengan pelayanan wisatawaninternasional. Sektor non-riil adalah elati lainnya seperti: listrik, bangunan, perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa (pemerintahan, sosial, perorangan). Kegiatan yang melayani wisatawan internasional masuk pada beberapa elati non-riil sehingga tidak dapatdipisahkan. Antara tahun 1999 s.d. 2005 sektor riil bertumbuh 3,33% sedangkan elati non-riil bertumbuh 5,1%. Pertumbuhan ini adalah pincang karena semestinya elati non-riil bertumbuh untuk melayani elati riil yang bertumbuh. Antara tahun 1999 s.d. 2005 sektor pertanian bertumbuh 3,11%, pertambangan -0,8%, dan elati elative bertumbuh5,12%. Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah dari tahun 2002 s.d. 2005 laju pertumbuhan elati riil cenderung melambat.Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi keseluruhan sejak 2002 adalah karena pertumbuhan elati non-riil yang melaju 2 kali lipat dari elati riil.Pada 2 tahun terakhir.sektor yang tinggi pertumbuhannya adalah: pengangkutan, keuangan, bangunan, dan perdagangan. Pada saat yang sama tingkat pengangguran terbuka pada mulanya turun tetapi sejak tahun 2002 cenderung naik. Menurut perhitungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tingkat pengangguran pada tahun 2004 sebesar 10,3 juta meningkat menjadi 11,2 juta pada tahun 2005 dan diperkirakan sebesar 12,2 juta pada tahun 2006 (Harian Kompas, tgl. 7 Agustus 2006, hal. 15). Hal ini sangat ironis karena pertumbuhan ekonomi pada kurun waktu yang sama berada di atas 5%. Persentase orang miskin pada mulanya juga terus menurun, tetapi sejak tahun 2005 sudah mulai bertambah.Hal ini disebabkan oleh elati yang bertumbuh itu adalah elati non-riil.Ini adalah kondisi serius dan perlu dikaji lebih mendalam.
Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997, maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia turun menjadi -13,16% pada 1998, bertumbuh sedikit 0,62% pada tahun 1999 dan setelah itu makin membaik. Laju pertumbuhan tahunan 1999 – 2005 berturut-turut sebagai berikut 0,62%, 4,6%, 3,83%, 4,38%, 4,88%, 5,13% dan 5,69%. Ekonomi kita bertumbuh dari hanya 0,62% berangsur membaik pada kisaran 4% antara tahun 2000 s.d. 2003 dan mulai tahun2004 sudah masuk pada kisaran 5%. Pemerintah pada mulanya menargetkan pertumbuhan ekonomi 2006 adalah 6,2% tetapi kemudian dalam APBN-P 2006 merubah targetnya menjadi 5,8%; namun BI memperkirakan laju pertumbuhan 2006 adalah 5,5% lebih rendah dari lajupertumbuhan 2005. Patut diduga bahwa laju pertumbuhan tahun 2007 akan lebih rendah lagi karena investasi riil tahun 2006 lebih rendah dari tahun 2005. Laju pertumbuhan ekonomi kita dari tahun 1999 s.d. 2005 mencapai ratarata 4,15%. Dari data di atas kelihatannya ekonomi kita memiliki prospek membaik yaitu terus meningkatnya laju pertumbuhan di masa depan. Namun apabila diteliti lebih mendalam akan terlihat adanya permasalahan dalam pertumbuhan ekonomi tersebut. Sektor ekonomi dapat dikelompokkan atas dua kategori yaitu elati riil dan elati non-riil. Sektor riil adalah elati penghasil barang seperti: pertanian, pertambangan, dan elative ditambah kegiatan yang terkait dengan pelayanan wisatawaninternasional. Sektor non-riil adalah elati lainnya seperti: listrik, bangunan, perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa (pemerintahan, sosial, perorangan). Kegiatan yang melayani wisatawan internasional masuk pada beberapa elati non-riil sehingga tidak dapatdipisahkan. Antara tahun 1999 s.d. 2005 sektor riil bertumbuh 3,33% sedangkan elati non-riil bertumbuh 5,1%. Pertumbuhan ini adalah pincang karena semestinya elati non-riil bertumbuh untuk melayani elati riil yang bertumbuh. Antara tahun 1999 s.d. 2005 sektor pertanian bertumbuh 3,11%, pertambangan -0,8%, dan elati elative bertumbuh5,12%. Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah dari tahun 2002 s.d. 2005 laju pertumbuhan elati riil cenderung melambat.Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi keseluruhan sejak 2002 adalah karena pertumbuhan elati non-riil yang melaju 2 kali lipat dari elati riil.Pada 2 tahun terakhir.sektor yang tinggi pertumbuhannya adalah: pengangkutan, keuangan, bangunan, dan perdagangan. Pada saat yang sama tingkat pengangguran terbuka pada mulanya turun tetapi sejak tahun 2002 cenderung naik. Menurut perhitungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tingkat pengangguran pada tahun 2004 sebesar 10,3 juta meningkat menjadi 11,2 juta pada tahun 2005 dan diperkirakan sebesar 12,2 juta pada tahun 2006 (Harian Kompas, tgl. 7 Agustus 2006, hal. 15). Hal ini sangat ironis karena pertumbuhan ekonomi pada kurun waktu yang sama berada di atas 5%. Persentase orang miskin pada mulanya juga terus menurun, tetapi sejak tahun 2005 sudah mulai bertambah.Hal ini disebabkan oleh elati yang bertumbuh itu adalah elati non-riil.Ini adalah kondisi serius dan perlu dikaji lebih mendalam.
B. Sejarah Ekonomi sejak orde lama hingga reformasi
Seperti yang telah kita ketahui, elati Indonesia telah beberapa kali
mengalami perubahan masa pemerintahan, Mulai dari pemerintahan orde
lama, pemerintahan orde baru, pemerintahan transisi, pemerintahan
reformasi, pemerintahan gotong royong, pemerintahan elative bersatu.
1. PEMERINTAHAN ORDE LAMA
Selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian di elative sangat
buruk, walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata rata
elati 7% pertahun selama elati 1950an. Dan setelah itu turun elativ
menjadi rata rata hanya 1,9% pertahun atu bahkan nyaris mengalami
stagflasi selama 1 tahun. Tahun 1965-1966 laju pertumbuhan ekonomi
masing masing hanya sekitar 0,5%-0,6%.
Adapun kebijakan kebijakan yang diterapkan pemerintah pada era itu
diantaranya : a. Program Banten ( 1950-1951) tujuan program ini untuk
mempersatukan kelompok pribumi agar bisa mengembangkan aktivtas ekonomi.
b. Program urgensi perekonomian (1952-1954) memberikan kesempatan
seluas luasnya pada pengusaha pribumi untuk mengambil alih perusahaan
perusahaan VOC•
c. Program repelita 1 (1955-1960) tujuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat,.• Program repelita 2 (1960-1965)
Indonesia mulai berhubungan dengan dunia luar ( ekspor dan impor ),
mulai dari pinjaman luar negeri.
2. PEMERINTAHAN ORDE BARU
Tepatnya sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde
baru.Berbeda dengan pemerintahan orde baru.Berbeda dengan pemerintahan
orde lama.Dalam era orde baru ini perhatian pemerintah lebih di tunjukan
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembanguna ekonomi dan
sosial di tanah air.Sebelum rencana pembangunan lewat repelita di mulai,
terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi,
sosial, dan politik serta rehabilitasi ekonomi dalam negeri.Sasaran dari
kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali tingkat
inflasi, mengurangi elativ keuangan pemerintah, dan menghidupkan
kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor yang sempat mengalami
stagnasi pada masa orde lama.Adapun kebijakan kebijakannya adalah
Repelita 1 ( 1 april 1969- 31 Maret 1974 ) perbedaan repelita pada era
orde baru dan orde lama adalah pada era orde lama rencana pembangunan
lima tahunan tersebut di susun oleh DPR dan perancangan elati/ elativ,
seangkan pada era di susun orde rencana pembangunan lima tahun, di
susun oleh DPR, elativ, dosen, masyarakat. Pada repelita 1
menitikberatkan pada elati perekonomian. Repelita 2 ( 1 April 1969- 31
Maret 1974) elativ pembangunan di ubah urutannya menjadi, yang pertama
yaitu pertumbuhan ekonomi, yang kedua pemerataan, dan yang ketiga
stabilitas nasional. Repelita 3 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) elativ
pembangunan ekonomi mengalami perubahan yaitu menjadi, yang pertama
pemerataan pembangunan dan hasilnya yang kedua pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi dan yang ketiga adalah stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis. Repelita 4 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) muncul kebijakan
devaluasi rupiah pada tanggal 12 September 1986 karena banyak produk
produk elative yang di gudangkan di luar negeri dan aliran kas yang
masih berkurang. Selain itu muncul juga kebijakan deregulasi, tanggal 12
Oktober 1987 tentang penyerdehanaan aturan dan tanggal 27 Oktober 1988
tentang deregulasi dan debirokratasi di pangkas. Repelita 5 ( 1 April
1969- 31 Maret 1974 ) muncul kebijakan uang ketat untuk mengatasi
inflasi yang meningkat tajam. 3.PEMERINTAHAN TRANSISI (ERA PRESIDEN B.J. HABIBIE)
Krisis ekonomi mempunyai dampak yang memprihatinkan terhadap peningkatan
pengangguran, baik di perkotaan maupun di pedesaan., daya beli
masyarakat menurun, pendidikan dan kesehatan merosot, serta jumlah
pnduduk miskin bertambah oleh karena itu muncul kebijakan elativ
pengaman sosial yang menyebabkan suatu prestasi yang mengagumkan yakni
nilai tukar rupiah dari 16.000 menjadi 6.000 rupiah.
4. PEMERINTAHAN REFORMASI (ERA PRESIDEN K.H ABDURAHMAN W)
Terjadi banyak keanehan dan tdak terdapat kebijakan perekonomian, rating
kredit elative mengalami fluktuasi, dari peringkat ke CCC turun
menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC, salah satu penyebab utamanya
adalah imbas dari krisis moneter pada tahun 1988 yang masih terbawa
hingga pemerintahannya.
C. Sejarah rencana pembangunan Indonesia di era reformasi
Setelah terjadi berbagai goncangan di tanah air dan dan berbagai tekanan
rakyat kepada presiden Soeharto, akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998
presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI
dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa
ini menandai berakhirnya kekuasaan orde baru dan di mulainya orde
reformasi.
Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama elati perbankan
pemerintah membentuk badan penyehatan perbankan nasional. Selanjutnya
pemerintah mengeluarkan UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik
monopoli dan persaingan tidak sehat, serta UU No.8 tahun 1999 tentang
perlndungan konsumen.
Selain itu pada masa ini juga elati kebebasan dalam menyampaikan
pendapat, partisipasi masyarakat mulai terangkat, di samping kebebasan
dalam menyampaikan pendapat, kebebasan juga di berikan kepada pers.
Reformasi dalam pers di lakukan dengan cara permohonan surat izin usaha
penerbitan.
Selain pembangunan nasional pada masa ini juga di tekankan kepada hak
daerah dan masyarakatnya dalam menentukan daerahnya masing
masing.Sehingga pembangunan daerah sangat di utamakan sebagaimana d
cantumkan dalam undang undang no 32/2004, undang undang 33/2004, undang
undang 18/2001 untuk memerintah pemerintahan aceh, undang undang 21/2001
untuk papua.Keempat undang undang ini mencerminkan keseriuasan pusat
dalam melimpahkan wewenangnya kepada pemerintah dan rakyat daerah agar
daerahny dapat menentukan pembangunan yangs esuai rakyatnya inginkan.
D. Sejarah ekonomi politik pasca reformasi
Kemana arah ekonomi Politik elative paska reformasi? Perubahan dunia
politik juga membawa perubahan pada elat perhatian pengetahuan apa yang
di pandang perlu di ketahui, dikembangkan, dan diangkat ke elati.
Salah stu analisa yang pada masa pemerintahan soeharto mendapat banyak
perhatian adalah analisa ekonomi politik di era orde baru.Pada masa
paska reformasi, analisa ekonomi politik tidak banyak mendapat
perhatian.Pola pola penggunaan kekuasaan dengan menggunakan institusi
elati dan juga institusi dewan perwakilan rakyat.Dengan demikian analisa
ekonomi politik tidak berhenti pada penggunaan yang benar maupun salah
dari elat elati, melainkan melihat bagaimana sumber daya tersebut
mempengaruhi atau di pengaruhi oleh para pelaku di bidang ekonomi.
Analisa ekonomi politik tetap pada pokoknya, yaitu penggunaan kekuasaan
yang diambil dari elati untuk mengarahkan sumber daya elativ
tertentu.Tiga elemen dasar dari analisa ekonomi politik adalah tingkat
kohesi para elat yang menggunakan kekuasaan elati, khususnya yang
menggunakan kekuasaan elati, elative t yang dipilih, model hubungan
dengan para elat luar negeri. Bagaimana model ekonomi politik saat ini
dan apa akibatnya ?apakah elati politik yang demokratis menghasilkan
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang lebih baik? Apakah pelaku
ekonomi kerakyatan mendapat dukungan dana dari elati secara lebih baik ?
Indonesia paska reformasi terjadi gerak positif di lembaga elati untuk
memperbaiki beberapa aspek dari governansi untuk mendorong perbaikan
iklim usaha. Masa pemerintahan sebelum presiden SBY, gerak ini didorong
oleh perhatian berbagai lembaga internasional yang memberikan bantuan
teknis dan dana, pada masa SBY, peran donor berkurang, namun gerak ini
di lanjutkan beberapa pembantu presiden di bidang ekonomi yang mempunyai
kompetensi tinggi. Perbaikan elative t kenegaraan ini di bantu oleh
dorongan reformasi yang lebih umum. Akan tetapi perbaikan di bidang
governansi ekonomi ini tidak dapat mencegah terjadinya korupsi yang di
dorong oleh karakter dari para elit politik.Banyak kasus korupsi di DPR
dan kementerian melibatkan pejabat tinggi dan di BUMN yang
mengindikasikan keterliban partai partai politik.Kebijakan elati
sendiri paska reformasi sering menonjolkan populisme. Sebagian karena
dorongan fenomena kemiskinan yang mengharukan elati mengalokasikan dana
untuk kebutuhan dasar. Jika di waktu rezim Soeharto, pola ekonomi
politik dimana pimpinan elati mempunyai model pembangunan ekonomi
tertentu, ekonomi politik “KKN” ternyata masih menghasilkan tumbuhnya
pengusaha besar.Hal ini mungkin tisak terjadi dengan pola yang sekarang.
Dana yang di selewengkan atau di KKN kan lebih banyak digunakan untuk
kemewahan kehidupan pribadi dan kegiatan politik. Orientasi dan
kapasitas para politikus sekarang jauh dari kegiatan ekonomi, bahkan
jika uang politik ini modal ikutan.
E. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945
Beberapa hal penting yang tercantum dalam pasal 33 UUD 1945 dan perlu
dijadikan acuan dalam membangun ekonomi nasional di masa depan, adalah
mengenai demokrasi ekonomi yang esensinya produksi dikerjakan oleh semua
pelaku ekonomi, mengutamakan kemakmuran masyarakat, serta penguasaan
elati terhadap cabang-cabang produksi yang menguasai hajad hidup orang
banyak dan penguasaan oleh elati atas bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Dalam rangka merealisasikan amanat pasal 33 UUD 1945 tersebut,
pemerintah memberikan perhatian yang lebih besar terhadap usaha kecil,
menengah dan koperasi. Hal ini dianggap penting karena pengalaman
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang hanya
mengandalkan peranan dominan dari unit usaha besar dan kurang
mengikutsertakan peranan usaha menengah, kecil dan koperasi ternyata
tidak menghasilkan fondasi ekonomi yang kokoh dan tidak mengarah kepada
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu untuk membangun
kembali perekonomian nasional, perlu dirumuskan kebijakan ekonomi yang
lebih memberikan kesempatan berusaha bagi pengusaha menengah, kecil dan
koperasi tanpa harus menghambat perkembangan unit usaha besar.Upaya
untuk membangun kembali elativ distribusi perdagangan dalam negeri
ditempuh dengan meningkatkan peran usaha kecil, menengah dan koperasi
mengalami peningkatan, baik dalam pengadaan maupun penyaluran bahan
baku, bahan pokok dan bahan kebutuhan masyarakat lainnya. Bagi usaha
kecil dan mengengah dialokasikan kredit dengan tingkat bunga subsidi
sekitar 15 persen. Dana tersebut semula dibiayai bersama antara Bank
Indonesia dan bank pelaksana dengan perbandingan 65 dan 35 persen.
Tetapi sejak Juni 1998 dana kredit tersebut seluruhnya berasal dari Bank
Indonesia. Sementara itu dalam upaya mendorong elati keuangan yang
sehat dan efisien juga diberikan perhatian khusus kepada Bank
Perkreditan Rakyat yang selama ini telah banyak membiayai usaha kecil.
Sebagaimana diketahui bahwa BPR telah menjangkau usaha kecil sampai ke
daerah pedesaan, sehingga dinilai sangat strategis dalam menggerakkan
perekonomian masyarakat pedesaan melalui pengembangan usaha kecil. Di
samping dukungan dana, keberpihakan pemerintah kepada usaha kecil,
menengah dan koperasi juga diupayakan melalui penyusunan RUU tentang
Larangan Praktek Monopoli, yang saat ini telah disampaikan kepada dan
sedang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini dianggap penting
dan mendesak karena beberapa pertimbangan, antara lain:
1) Perlunya mengarahkan terwujudnya kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;
2) Demokrasi ekonomi menghendaki adanya kesempatan yang sama bagi setiap
warga elati untuk berpartisipasi dalam proses produksi dan distribusi
barang dan atau jasa, dalam iklim usaha yang sehat, efisien dan efektif,
sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan bekerjanya ekonomi
pasar yang wajar
3) setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam aturan persaingan yang sehat dan wajar.
Persaingan yang sehat dan wajar sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan
dalam pengembangan dunia usaha, karena : pertama, akan menumbuhkan
efisiensi dan menyuburkan inovasi yang merupakan landasan bagi
kelangsungan hidup perekonomian dalam era globalisasi dan kedua, dapat
memperkuat daya tahan perusahaan dalam menghadapi gejolak ekonomi.
Pemerintah juga telah menetapkan untuk menata kembali penggunaan lahan
berskala besar, demi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan
memenuhi rasa keadilan. Upaya menghapus praktek-praktek monopoli dan
persaingan yang tidak sehat sebenarnyasudah dilakukan dengan
langkah-langkah deregulasi dan debirokratisasi yang, antara lain
menghilangkan subsidi tersembunyi dan perlakuan-perlakuan khusus kepada
perorangan dan kelompok usaha tertentu. Dalam hubungan ini bantuan yang
diberikan kepada usaha-usaha kecil, menengah dan koperasi bukanlah
dimaksudkan untuk menciptakan persaingan yang tidak sehat ataupun
menumbuhkan kembali praktek monopoli, melainkan sebagai upaya untuk
meningkatkan daya saing bagi usaha kecil, menengah dan koperasi yang
selama ini masih elative lemah,sehingga akhirnya mereka mampu bersaing
secara sehat dengan kelompok lain di masa datang.
Mungkin hanya sedikit materi ini yang saya bisa sampaikan dan semoga bisa membantu para teman teman ekonomia.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Salam ekonomia !!
dafabet - Thauberbet
BalasHapusdafabet · Latest Dafabet dafabet Odds · Latest Dafabet Odds · Latest Dafabet Odds · Latest Dafabet Odds クイーンカジノ · Latest Dafabet Odds · 1xbet Latest Dafabet Odds · Latest Dafabet